Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU bekerjasama dengan Ashoka menggelar kegiatan Talkshow bertajuk “Everyone a Changemaker”, Selasa (16/5).
Kegiatan yang berlangsung secara virtual ini digelar dengan konsep zoominar dan berlangsung dengan dwibahasa yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Hadir sebagai Narasumber, Ketua Lakpesdam PBNU, Ulil Abshar Abdalla dan CEO Ashoka, Bill Drayton dengan moderator, Wakil Sekretaris Lakpesdam PBNU, Ufi Ulfiah. Sejak awal pembukaan acara, perempuan yang akrab disapa Teh Ufi itu memantik diskusi dengan pertanyaan pengalaman ketika Bill kecil yang bisa menjadi motivasi bagi peserta yang hadir online.
Dengan santai, Bill Drayton memaparkan bahwa sejak kecil dia bermimpi untuk membangun tim, mengubah sekolah, melakukan perubahan positif bagi lingkungan sekitarnya. Dan hal itu sejak kecil sudah dia anggap sebagai sesuatu yang menyenangkan.
“Dan saya percaya semua orang bisa melakukan perubahan, maka jangan dengarkan kata-kata mereka yang mengatakan “kamu tidak bisa membuat perubahan”,” ujarnya memotivasi.
Bill pun mengisahkan ketika dia menginjak kelas 4 SD sudah berinisiatif membuat koran yang ditempel-tempel di kelas, kemudian di sekolah dan menyebar ke sekolah-sekolah lain. “Ini adalah hal yang sangat menyenangkan, setelah melakukan hal ini (perubahan) sekali saja, pasti ketagihan dan akan melakukannya lagi, lagi dan lagi,” imbuhnya.
Bill pun menjelaskan, perubahan itu dimulai dari diri sendiri, yakni bagaimana seseorang bisa memberikan kesempatan bagi dirinya untuk menjadi pembaharu, hingga akhirnya menyadari hal itu adalah hal positif dan menyenangkan. Perubahan pun, menurut Bill bisa dilakukan sejak kecil, dan dalam hal apapun.
“Secara biologis, sebenarnya ketika seorang anak berumur 11 atau 12 tahun sudah bisa mengawali untuk menjadi pembaharu, bahkan bisa juga dilakukan lebih awal, ketika dilakukan diumur yang lebih awal bisa saja perubahan yang dilakukan lebih dalam,” jelas pria berkebangsaan Amerika dan banyak menerima penghargaan sosial ini.
Lebih lanjut, Bill pun berharap agar semua, khususnya warga NU bisa bekerjasama lebih intensif lagi dengan Ashoka untuk mengawal perubahan khususnya bagi perubahan yang dilakukan para pemuda.
“Kita harus bisa memastikan semua pemuda merasakan bagaimana menjadi pembaharu. Ini adalah peluang yang sangat luar biasa, dan para pembaharu yang pernah ada selama ini, biasanya mereka mulai sejak mereka remaja,” tandasnya.
Pengawalan perubahan ini penting dilakukan oleh semua orang, karena realitas perkembangan dunia saat ini rawan membuat sekitar 40 persen manusia di dunia hidup dalam keterbelakangan, terlebih ketika tidak ada pembaharu yang mengajak mereka untuk maju bersama.
Sehubungan dengan ajakan Bill, Ketua Lakpesdam PBNU pun menyambut baik, dan menganalogikan bahwa selama ini ulama di Indonesia sudah mencontohkan kepada semuanya bagaimana menjadi pembaharu. Sebab, Ulama Indonesia selama ini menjadi seseorang yang langsung mempraktikkan bagaimana menjadi pembaharu dikeseharian mereka. Mereka sudah mempraktikkan apa yang digaungkan Ashoka sejak lama.
“Inilah yang menjadikan Islam di Indonesia itu terlihat baik dari kehidupan warganya, bukan hanya dari teori, ataupun pembelajaran verbal. Karena ulama itu pembuat perubahan di tingkatannya masing-masing, tidak hanya menjadi pembaharu di bidang keagamaan, tapi juga menjadi pembaharu di hampir segala bidang, kehidupan sosial, kehidupan ekonomi, kehidupan budaya bahkan kehidupan politik, karena mereka hidup dekat dengan masyarakat,” terang Gus Ulil dalam paparannya.