Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Lakpesdam PBNU) menggelar Pertemuan Koordinasi Nasional II/2025 di Swiss-Bel Hotel Makassar. Kegiatan ini menjadi forum refleksi capaian Program Kemitraan Australia-Indonesia Menuju Masyarakat Inklusif (INKLUSI) tahun 2024 sekaligus menyusun strategi dan rencana kerja tahun 2025.
Program INKLUSI merupakan program delapan tahun yang didukung oleh Pemerintah Australia, terbagi dalam dua tahap: 2021-2025 dan 2026-2029. INKLUSI berfokus pada upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia dengan prinsip kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, inklusi disabilitas, dan inklusi sosial. Sebagai mitra utama dalam implementasi program, Lakpesdam PBNU bertanggung jawab mengelola pendanaan hibah kepada sub-mitra pelaksana di enam wilayah kerja.
Dalam pertemuan ini, berbagai pemangku kepentingan, termasuk staf program INKLUSI dari pusat dan wilayah, pengurus Lakpesdam PBNU, serta perwakilan Sekretariat Program INKLUSI, membahas evaluasi capaian tahun 2024. Forum ini menjadi wadah bagi para pengelola program untuk berbagi pengalaman dan pembelajaran terkait implementasi program, pengelolaan anggaran, serta strategi pendampingan kepada sub-mitra.
Selain itu, pertemuan ini juga membahas peningkatan kapasitas pengelola program melalui pelatihan dan forum pembelajaran, serta penguatan koordinasi antara mitra utama dan sub-mitra dalam rangka meningkatkan efektivitas implementasi Program INKLUSI.
Salah satu agenda utama pertemuan ini adalah pemaparan rencana kerja tahun 2025 oleh Tim Pusat dan Tim Sub-mitra, termasuk analisis capaian program berdasarkan Annual Work Plan (AWP) 2025. Hal ini bertujuan untuk mempertajam peran masing-masing pengelola dalam memastikan keberlanjutan program yang lebih strategis dan berdampak luas.
Selain itu, forum ini juga berfungsi sebagai sarana diseminasi kebijakan dan prosedur pelaksanaan program kepada seluruh tim pelaksana, sehingga semua pihak memiliki pemahaman yang sama terhadap arah dan tujuan program di tahun mendatang.
Sebanyak 49 peserta yang terdiri dari staf program INKLUSI Lakpesdam PBNU, pengurus Lakpesdam PBNU, sekretariat Program INKLUSI, serta staf program dari enam wilayah kerja, turut serta dalam kegiatan ini. Mereka terlibat dalam berbagai sesi diskusi, presentasi, dan koordinasi untuk memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan.
Tim pelaksana acara yang diketuai oleh Nuraini serta didukung oleh berbagai koordinator di bidang keuangan, monitoring, venue, dan acara, memastikan kelancaran seluruh rangkaian kegiatan.
Fasilitator acara dari Tim Pusat juga berperan dalam memandu diskusi serta mendokumentasikan hasil pertemuan untuk dijadikan bahan pengambilan keputusan dan perbaikan program di masa mendatang.
Dengan terselenggaranya Pertemuan Koordinasi Nasional II/2025, diharapkan program INKLUSI yang dikelola oleh Lakpesdam PBNU semakin optimal dalam mendorong kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, dan inklusi sosial di Indonesia. Tidak ada yang tertinggal—lebih banyak masyarakat marginal berpartisipasi dan mendapatkan manfaat dari kebijakan pembangunan di Indonesia.