Renstra, LPBI NU Matangkan Rencana Strategis, Perkuat Kolaborasi untuk Isu Kebencanaan dan Lingkungan

Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) menggelar pertemuan internal pada Rabu (7/5) di ruang LPBI NU guna mematangkan Rencana Strategis (Renstra) lembaga dalam dua tahun ke depan. Pertemuan ini dihadiri oleh jajaran pengurus LPBI NU serta jajaran Eksekutif Lakpesdam PBNU, yang turut mengaksistensi jalannya pertemuan dan memberikan masukan penting dalam proses penyusunan Renstra.

LPBI NU memiliki tiga bidang utama yang menjadi fokus program, yakni kebencanaan, perubahan iklim, dan lingkungan. Dalam diskusi, Direktur Eksekutif Lakpesdam menegaskan pentingnya sinergi Renstra LPBI NU dengan dokumen hasil Muktamar, Munas, Konbes, dan Rakernas PBNU, agar arah gerak lembaga selaras dengan visi besar organisasi.

“Program yang sudah dijalankan bisa dikembangkan dan dicantolkan pada Peta Strategis Nahdlatul Ulama (PSN NU) maupun target Quick Win sesuai nomor indikator,” ujarnya. Quick Win diharapkan tercapai dalam rentang 6 bulan hingga satu tahun.

Wakil Ketua LPBI NU, Affan Asirozi, menekankan kesiapan lembaganya mengikuti petunjuk pelaksanaan yang bersifat open resource. Ia menyoroti isu kebencanaan yang lebih terstruktur dibanding isu lingkungan yang lebih luas, serta menggarisbawahi pentingnya pedoman pelaksanaan di lapangan, terutama dalam hal karbon trading dan kemitraan dengan BNPB.

“Kami juga bekerja sama dengan Bank Sampah Nasional dan memerlukan dukungan Lakpesdam untuk menyiapkan panduan program, termasuk standar biaya operasional,” tambahnya.

Sementara itu, Sekretaris LPBI NU, Halik Rumkel menyampaikan tantangan di lapangan, terutama saat terjadi pergantian relawan yang menyebabkan kurang matangnya koordinasi. Distribusi buku pengetahuan tentang lingkungan dan kebencanaan ke pesantren dan madrasah, serta pengembangan sistem digitalisasi informasi dan pemanfaatan limbah industri menjadi beberapa program yang tengah dijalankan.

“Selain itu, pergantian struktur di tingkat PWNU atau PCNU mengakibatkan relawan LPBI tidak aktif sehingga menghambat proses penganganan bencana maupun kegiatan lainya, karena tidak mempertimbangkan keberlanjutan,” tandasnya.

Dalam diskusi, muncul pula usulan agar LPBI NU menjadi leading sector untuk program NU Peduli dan pentingnya koordinasi yang lebih kuat dengan badan-badan NU lainnya. Pengurus juga menyoroti perlunya penguatan struktur dan alur pengajuan anggaran ke Lazisnu sebagai mitra pendanaan internal.

Lakpesdam PBNU, dalam hal ini, kembali menegaskan perannya sebagai pengawal perencanaan dan tata kelola program di lingkungan NU, termasuk membantu merumuskan SBU (standar biaya umum) yang telah disahkan oleh Ketua Umum PBNU.

Pertemuan akan dilanjutkan secara lebih teknis pada Kamis, 15 Mei 2025, untuk menyusun langkah-langkah operasional lanjutan dalam kerangka Renstra LPBI NU.

Bagikan